Di tengah krisis dan ketidakpastian, orang mengalami kekacauan mental healthiness dan well-being sehingga menjalani sehari-hari dalam ketakutan.
Takut akan krisis ekonomi, takut kehilangan pekerjaan, takut usaha bangkrut, takut tak mampu bayar hutang bank, takut diri dan keluarga terpapar virus, dan puncaknya takut terenggut nyawa.
Dampaknya, orang akan meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga jarak dan mencurigai setiap orang sebagai sumber penularan virus. Krisis COVID-19 bisa menjadi awal dari social distrust dimana manusia cenderung konformis dan kurang bisa menghargai perbedaan.
Sementara itu, dengan kondisi perekonomian yang penuh ketidakpastian dan risiko, dalam hal konsumsi orang akan lebih berhati-hati dalam spending dan melakukan penghematan. Less spending means low economic growth.
Ketidakberdayaan mengatasi stres ditambah dengan ekonomi yang terpuruk, ujung-ujungnya orang akan kehilanga self-esteem karena merasa menjadi manusia yang tidak berguna.