Dengan merjer Gojek-Toped, kini mulai tergambar jelas bagaimana wajah pasar digital Indonesia.Kira2 tak beda jauh dari di AS dimana kue pasar dikuasai “The Big Four” (Google, Amazon, Facebook, Apple). Atau di Cina yg dikuasai “The Big Five” (Alibaba, Tencent, Baidu, ByteDance, JD). Apa masalahnya jika pasar dikuasai oleh segelintir “Tech Giant”? Banyak! Salah satu yang sangat meresahkan adalah startup yang bekal terkebiri. Kenapa bisa begitu? Di kalangan VC fenomenanya disebut “Kill Zone”. Dimana tech giants selalu memiliki perangai buruk melakukan Predatory Tactics. Tujuannya dua: menggurita dan menggelembungkan market cap. Prinsipnya, predatory tactic thd startup2 yg mau tumbuh ini dilakukan dengan dua cara: #1. EAT #2. KILL maka bisa jadi dengan predatory tactic “EAT & KILL” inilah yg bakal dijalankan GoTo utk menggurita n mengerek market cap. Jika benar demikian maka praktek ini akan menjadi mimpi buruk bagi tumbuh n berkembangnya startup di Indonesia. Ia akan mengebiri perkembangan startup. Ia akan menciptakan kill zone yaitu zona or area bisnis yg tak mungkin dimasuki startup baru krn pasti terkena praktek predatori mrk. Semakin menggurita, mk kill zone kian luas shg tak ada ruang bagi startup utk hidup n berkembang. Benar or tidak? Let’s see.
Related Posts
PPKM LANJUT… RESTO MATI SURI
“Resto biz will change Forever” PPKM Darurat n level2 dilakukan secara beruntun selama lebih sebulan. Bisnis resto sdh…
Consumer Megashifts 100 Post-Pandemic
Pandemi COVID-19 telah memaksa perubahan yang harusnya berlangsung dalam 5–10 tahun menjadi hanya dalam waktu 5–10 bulan. Meskipun…
Ep.01 Winning In The Digital + Leisure Economy With Ario Adimas VP Marketing Loket
Bisnis yang moncer di tahun 2019 adalah di industri DIGITAL or LEISURE . Bagaimana Go-Jek memasuki dua industri…