Sepeda adl “ANAK KANDUNG” pandemi, dibesarkan di masa pandemi.
Ketika byk bisnis berguguran di masa pandemi, bisnis sepeda justru BOOMING:
+ Bersepeda mjd sesuatu yg COOL n mjd ajang pamer gaya hidup
+ Harganya melejit nggak masuk akal krn “DIGORENG” habis2an tp pembeli ngantri.
+ Brand2 lokal sprti Element, Polygon, or Pacific RIDING THE WAVE n menikmati upnormal profit.
Surprise jg membaca berita di atas, bhw era kejayaan n masa bulan madu sepeda telah lewat.
Inilah yg disebut product lifecycle (PLC). Bentuk kurvanya berupa lonceng (BELL CURVE): dr produk lahir, balita, dewasa, mjd “mainstream market” dan akhirnya menua n sirna.
Tapi dlm kasus “boom sepeda” (dan bisnis2 heboh lainnya) bentuknya bukan “kurva lonceng” tp “kurva sirip hiu” (SHARK-FIN CURVE). Dmn kurva lonjong ke kiri, melonjak secara eksponensial, habis itu turun secara terjun bebas, n akhirnya sirna.
Di dunia teknologi, boom produk baru dg pola “Kurva Sirip Hiu” ini dialami oleh MySpace, Blacberry, Pokemon Go, n terakhir Clubhouse. Awalnya heboh luar biasa, lalu meroket eksponensial, tp kmd terjun bebas n lenyap.
Pola bisnis “boom sepeda” ini mirip. Awalnya di-trigger pandemi, kmd digerakan FOMO (Fear of Missing Out), diamplifikasi via VIRAL di socmed, shg begitu mudah BUBBLE. Dan ketika buble memuncak, maka “BOOM!!!” balonnya meletus n marketnya terjun bebas.
50 tahun lalu Andy Warhol bilang, “In the future, everyone will be world-famous for 15 minutes.”
Pertanyannya, akankah bisnis sepeda senasib dengan Pokemon Go or Clubhouse, hanya menikmati “sukses 15 menit” sprti dibilang Warhol n habis itu tiarap?
Monggo kita diskusikan.
Follow @yuswohady @inventureknowledge
www.yuswohady.com
.
Sumber foto: Detikcom