Di tahun 2021 kita akan menghadapi perubahan peta industri besar, barangkali terbesar dalam sejarah peradaban umat manusia.
COVID-19 telah meluluh-lantakkan sendi-sendi perekonomian, industri, dan bisnis yang memaksa kita memasuki dunia yang sama sekali baru: A WHOLE NEW WORLD.
Di tahun 2021 kita akan menghadapi pergeseran industri maha dahsyat dan ekstrim, karena itu kami menyebutnya: INDUSTRY MEGASHIFTS.
Bagaimana peta pergeserannya?
Secara sederhana kami kelompokkan ke dalam 3 bagian besar yaitu pergeseran di tingkat MEGA (“Changes), MACRO (“Competition”) dan MICRO (“Customer).
II. MACRO: THE 4 NEW RULES OF THE GAME
Pergeseran di tingkat Makro mencakup perubahan-perubahan besar yang menghasilkan peta kompetisi baru di era pandemi. Perubahan besar yang didorong oleh bencana dahsyat COVID-19 ini menghasilkan lanskap industri baru yang ditandai dengan empat karakeristik: Hygiene, Low-Touch, Less-Crowd, dan Low-Mobility.
#1. Hygiene
Ketika ancaman COVID-19 terus mengintai, maka Cleanliness, Healthiness, Safety, Environment (CHSE) menjadi prioritas dan preferensi utama konsumen. Maka kepatuhan pada protokol kesehatan menjadi faktor kunci pulihnya berbagai industri. Di hygiene economy, disiplin protokol kesehatan menjadi alat branding paling ampuh.
Survei dari Nippon, perilaku personal hygiene seperti mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, dan memakai masker mengalami peningkatan dibandingkan saat virus Influenza tahun 2018.
Ketika CHSE menjadi preferensi dan prioritas utama konsumen, maka perusahaan yang bisa membangun customer confidence terkait CHSE akan lebih diminati konsumen.
Tak hanya itu, di era pandemi kepatuhan perusahaan terhadap protokol kesehatan menjadi jaminan terciptanya loyalitas dan customer trust dalam jangka panjang.
#2. Low-Touch
Di masa pandemi kontak fisik akan dihindari karena menjadi sumber penularan COVID-19 yang massif. Maka sifatnya high-touch seperti hospitality & tourism harus bertransformasi menjadi low-touch. Maka digital menjadi solusi sementara sekaligus selamanya.
Perusahaan yang sukses di era pandemi adalah perusahaan-perusahaan yang bisa beradaptasi dengan lanskap industri baru yang bersifat low-touch. Itu sebabnya perusahaan di sektor industri digital misalnya, lebih sustainable di era pandemi karena bersifat low-touch.
Sementara perusahaan-perusahaan yang high-touch seperti di sektor pariwisata mau tak mau harus bertransformasi dan mengadopsi model bisnis yang low–touch untuk bisa sukses melewati badai krisis pandemi.
#3. Less-Crowd
Ketika kerumunan orang (crowd) kian dihindari di era pandemi, maka industri-industri yang mengandalkan kerumunan massa seperti MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition), transportasi publik, bisnis pertunjukan, airport, hingga sport harus beradaptasi agar bisa survive.
Untuk menghadapinya, digital dan pengalaman online akan menjadi solusi sementara di masa transisi.
Namun hybrid operating model yang menggabungkan aktivitas fisik dan virtual akan menjadi solusi jangka panjang bagi para pelaku di berbagai industri yang high-crowd.
#4. Low-Mobility
Era pandemi adalah era low-mobility. Masyarakat mengurangi mobilitas karena semakin mobil, maka semakin besar pula potensi penularan COVID-19.
“Low-mobile society” yang terbentuk oleh adanya bencana pandemi akan memukul berbagai industri seperti otomotif, penerbangan, energi, pariwisata, hingga dine-in resto.
DI sisi lain mobilitas manusia yang kian terbatas mendorong ekonomi digital berkembang lebih cepat.
Setiap pemain di industri apapun harus jeli merespons peluang maupun ancaman yang muncul sebagai akibat munculnya “low mobile society” ini.
(Bersambung)