fbpx

Kearifan Bisnis Kutus Kutus, Penjual Harus Lebih Untung Dari Produsen

https://www.youtube.com/watch?v=hdedO-91eLA

Sesi Kutus-Kutus pada #IBF2021 sarat dengan Kearifan Bisnis yang orisinil.

Keariafan #1. Produk (Bukan Marketing) adalah segalanya

Ketika ditanya apa kunci sukses Kutus-Kutus, Bambang Pranoto (Babe) mengatakan,  kuncinya adalah produk excellent.

Dengan produk yang excellent maka kekuatan “MOUTH TO MOUTH” bekerja.

“Kalau orang bisa sembuh dari stroke berkat Kutus-Kutus, maka dengan antusias ia akan sampaikan ke orang lain. Jika ia sampaikan ke 100 orang lain, kemudian 100 sampaikan ke 1000 orang. Dan kemudian ke 10.000, maka dampaknya akan luar biasa,” paparnya.

Karena mengandalkan word of mouth maka Kutus-Kutus tak pernah beriklan. “Saya tak pernah beriklan di media nasional satu kali pun. Tapi TV nasional meliput saya, jadi itu saya anggap gratis saja”

Kearifan #2. Penjual Kutus-Kutus adalah Pasien Kutus-Kutus.

Maksudnya, mereka membeli dulu untuk mengobati dirinya. Begitu sembuh ia menceritakannya kepada orang lain.

Makanya reseller Kutus-Kutus fanatik. Karena mereka sembuh dan mempercayai khasiat Kutus-Kutus. Dan ini efeknya luar biasa. Tiap hari antara memakai-percaya, kemudian memakai-percaya lagi, hingga makin hari makin membesar.

Itulah sebabnya reseller Kutus-Kutus membengkak dalam waktu singkat menjadi 50 ribu di Indonesia dan 20 ribu di luar negeri.

Kearifan #3. Penjual Harus Lebih Untung dari Produsen

“Saya belajar dari Walmart. Penjual harus mendapat lebih banyak dari produsen,” ujarnya. Jadi kalo harga Kutus-Kutus itu Rp 230rb, maka Rp 130rb diberikan ke penjual, sementara produsen cuma dapat Rp 100rb.

“Karena dulu saya salesman maka saya sangat EMPATI kepada salesman,” paparnya.

Dengan prinsip seperti ini semangat para resellers menjual sangat tinggi. Mereka menjadi FANATIK karena marjinnya tinggi. Bayangkan jual satu botol Kutus-Kutus saja mereka mendapat Rp 130ribu.

Kearifan #4. Personal Branding Is Key

Menurut Babe, sehebat apapun perusahaan kalau tak punya personal branding maka konsumennya tak akan fanatik. “Konsumen Kutus-Kutus itu fanatik karena personal branding saya.”

Ujarnya, “Saya belajar dari Bill Gates dan Steve Jobs. Mereka itu bukan hanya jual Windows atau Apple, mereka juga jual diri mereka.” Bagi Babe, menghubungkan needs dari pasar dengan pribadi si owner akan menambah keyakinan terhadap produk.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Space is The New Luxury | Tourism Outlook

Next Post

Helianti Hilman “Biarkan Produk Itu Menjadi Ambassador Untuk Dirinya Sendiri”

Related Posts
Total
0
Share