“…sampai sekarang saya tidak mengerti mengapa Anda ingin membeli foto saya.”
Itu jawaban si empunya atas pertanyaan di atas mllui cuitan Twitter @Ghozali_Ghozalu Selasa (11/1).
Alasan dasar kenapa harga NFT Ghozali selangit tentu saja karna trading volume NFT Ghozali amat tinggi. Kenapa tinggi? Karna memang banyak peminatnya. Kekuatan demand dan supply pasar saja.
Peryanyaanya, kenapa banyak orang berminat?
Salah satu jawaban datang dari Chef Arnold, salah seorang pembeli NFT Ghozali: “Gozali membuat proyeknya selama 3 tahun terakhir. Kerja keras dan dedikasi satu orang.” Ia kagum pada konsistensi Ghozali dalam mencipta karya.
Para peneliti di Alan Turing Institute (ATI) menemukan 3 faktor pembentuk harga NFT:
- Konten dan fitur dari NFT
- Penjualan NFT terkait di masa lalu
- Komunitas dan jejaring sosial buyer-seller
Coba kita lihat satu-persatu.
Pertama dari sisi konten, saya melihat, kekuatan karya Ghozali terletak pada HONESTY, AUTHENTICITY, ORIGINALITY, dan STORY penciptaan yang kuat.
Karya Ghozali dibuat dengan ketekunan dan konsistensi luar biasa. Tujuannya agar koleksi foto selfi tersebut bisa menjadi penanda “kilasan sejarah” pada saat dia wisuda. Brand story-nya kuat sekali.
Kedua menyangkut “tren” karya NFT yg sdg “in” dan tinggi nilainya. Pembentukan tren ini bisa terjadi secara organik melalui kekuatan pasar (demand-supply) or karna sentimen yang diciptakan oleh expert, industry authority, influencer, or pelaku pasar NFT sendiri.
Ketiga adalah kekuatan KOMUNITAS buyer-seller yang umumnya terbentuk karna adanya “WISDOM OF CROWD”.
Terbentuknya wisdom of crowd sangat ditentukan oleh kekuatan “PEER-TO-PEER” marketing (word of mouth) yang menjalar dari satu buyer ke buyer yg lain dengan cepat.
Begitu “critical mass” viralitas antar buyer ini tercipta maka “boom” harga NFT pun melesat secara liar.
Oleh karna itu, tak tertutup kemungkinan adanya motif “goreng-menggoreng” dalam kasus melsatnya harga NFT Ghozali ini… walahualam.
…the story of Indonesia NFT “market-making“
Follow @yuswohady
