COVID-19 memang mengubah segalanya, termasuk format, komposisi, dan ukuran jalan di kota-kota besar.
Kenapa bisa begitu? Yang paling gampang adalah ukuran trotoar. Dengan keharusan social distancing, maka tentu saja ukuran standar trotoar yang ada selama ini tak akan mencukupi lagi bagi pejalan kaki karena jarak antar pejalan kaki yang sebelumnya bisa sangat dekat kini tidak dimungkinkan lagi.
Kalau lebar trotoar tak cukup lagi maka harus dilebarkan. Tapi konsekuensinya kalau dilebarkan adalah ia akan makan jalan untuk kendaraan dan lahan parkir. Belum lagi jika pemkot mulai serius mengembangkan micromobility dengan menambah jalur untuk sepeda.
Itu artinya jalan dan trotoar yang sudah ada selama ini akan “diperebutkan” oleh kendaraan, parkir, jalur sepeda, dan pejalan kaki dimana pejalan kaki menuntut luasan yang lebih besar karena adanya social distancing.
Maka bisa diprediksi setelah new normal, pemkot di kota-kota besar akan menghadapi masalah pelik untuk mengakomodasi “perebutan” lahan ini. Lebar Jalan untuk kendaraan, trotoar, dan mungkin jalur sepeda terpaksa harus diubah kalau kita ingin konsisten menerapkan social distancing.