Saya mencoba membikin sebuah model mengenai pola belanja masyarakat SEBELUM Ramadhan, SELAMA Ramadhan-lebaran, dan SETELAH lebaran.
Modelnya seperti terlihat pada gambar:
+ SEBELUM RAMADHAN
Seminggu sebelum Ramadhan masyarakat khususnya emak-emak mulai banyak memborong kebutuhan puasa khususnya makanan-minuman.
Kata emak-emak: “Borong untuk persiapan puasa”. Banyak dari emak-emak yang “menimbun” persediaan makanan-minuman, layaknya mau lockdown aja
+ SELAMA RAMADHAN (minggu 1 & 2)
Di minggu 1 & 2 Ramadhan minat belanja masyarakat cenderung datar bahkan menurun. Wajar karena kaum muslim sedang fokus-fokusnya menjalankan ibadah puasa.
+ SELAMA RAMADHAN (minggu 3 & 4)
Menginjak minggu ke-3 (setelah “lailatul qadar”) minat belanja mulai merangkak naik dan memuncak.
Masyarakat sudah mulai terbayang kehebohan mudik di kampung. Dan saat mudik, mereka harus bawa oleh-oleh. Tak heran jika oleh-oleh adalah item produk yang laris-manis.
Produk-produk yang laris di 1-2 minggu menjelang lebaran ini tak jauh-jauh dari: busana muslim, makanan kaleng, makanan ringan/kue Kering, sirup, kurma, perlengkapan sholat, peralatan dapur, hampers/parcel lebaran.
+ SETELAH LEBARAN
Pada saat lebaran konsumsi lebih banyak ke makanan-minuman di resto. Atau belanja fesyen di mall or pasar. Seiring dengan masyarakat mulai kembali dari mudik, minat belanja pun pelan-pelan mulai surut.
Follow @yuswohady