Tiga hari lalu Syahrini mengumumkan melalui akun IG-nya, bakal menjual NFT (Non Fungible Token) miliknya, melalui METAVERSE.
“Welcome to the Metaverse. I’m very excited to announce my first NFT,” kata sang bintang dengan followers hampir 38 jt ini.
Setelah dipopulerkan Zuck beberapa bulan lalu, seluruh dunia termasuk Indonesia kini kejangkitan “METAVERSE HYPE”.
VR/AR, NFT, Web3, crypto assets, blockchain, Second Life, dan tentu metaverse tiba-tiba menjadi BUZZWORD yang seru diperbincangkan di sosmed.
Dengan hype ini, Meta (Facebook), Microsoft, Nvidia, Roblox, Decentraland, Fortnite, Unity Software, kini menjadi “the HOTTEST brands in the world”.
Seperti “GOLD RUSH” kini startup, korporasi, investor, entrepreneur, bahkan negara (al. Korsel) berlomba-lomba menjadi yang pertama mengadopsi metaverse.
Setali tiga uang, para tokoh, selebritas, influencer, kini terjangkit FOMO (fear of missing out) n FOLO (fear of looking old) dengan menyinggung soal metaverse.
Seperti tak mau ketinggalan dari Syahrini, kemarin Pak Jokowi headline di media, mengaku sudah mendapat bocoran soal metaverse dari Mark Zuckerberg sejak 2016.
Anyway, apa relevansinya tokoh dan selebritas mengadopsi metaverse or setidaknya ngomongin metaverse?
Dalam adopsi teknologi baru dikenal konsep CROSSING THE CHASM (“lompat parit”). Sebuah teknologi baru untuk mencapai MAINSTREAM MARKET terlebih dulu harus “melompati parit”, yaitu hambatan-hambatan adopsi konsumen.
Nah, hal paling krusial agar konsep metaverse ini menjadi kenyataan, bukan sekedar hype, adalah “melompati parit” ini.
Untuk bisa “melompati parit” maka dibutuhkan sosok konsumen yang INNOVATORS/EARLY ADOPTER seprti Syahrini.
Sebagai konsumen innovators/early adopters tentu saja Syahrini sangat special karena memiliki hampir 40 juta followers yang berpotensi latah mengikutinya.
Di sini dikenal “EFEK BOLA SODOK” dimana adopsi teknologi oleh konsumen innovators/early adopters akan “menyodok” or diikuti pengguna-pengguna lain secara meluas dan massal.
Pertanyaannya: apakah metaverse akan menjadi kenyataan or hanya hype sesaat?
Kuncinya terletak pd konsumen innovators/early adopter seperti Syahrini n Pak Jokowi.
Follow ? @yuswohady